Ihya #419—1 Mei 2025

— Oleh

#419. Ngaji Kitab Ihya Bab 6: Mengkritik Kekayaan (Jeratan Dunia)
1 Mei 2025
Halaman 193, PDF Darul Minhaj.

Resume oleh Warna Embun

Lanjut ngaji tentang kisah orang-orang kikir/pelit.

Riwayat dari para sahabat tentang kisah orang-orang kikir:

Berkata Ibn Abbas R.a tentang saat Allah SWT menciptakan surga Eden. Pada saat itu, Allah SWT berkata kepada surga, “Tampakkanlah engkau sungai-sungaimu dan sumber mata air, yaitu sungai-sungai khamar, sungai-sungai madu, dan mata air berupa susu.”

Kemudian Allah SWT berkata lagi kepada surga Eden, “Tampakkanlah balai-balai tempat tidurmu dan pelaminan-pelaminanmu kepada penduduk surga. Tampakkan perhiasan-perhiasanmu berupa pakaian-pakaian. Tunjukkanlah semua itu beserta bidadari-bidadari bermata indah.”

Surga Eden pun menampakkan semua yang diperintahkan Allah SWT. Ketika Allah SWT melihat isi surga Eden, kemudian surga Eden berkata, “Sungguh beruntunglah yang masuk ke dalam surga ini.” Allah SWT berkata, “Tidak akan Aku masukkan orang kikir ke dalam surga Eden ini.”

Kemudian berkata saudari perempuan Khalifah Umar Abdul Aziz, “Celakalah bagi orang yang pelit. Jika ada sifat pelit itu adalah baju, maka aku tidak akan memakainya. Dan jika ada sifat pelit itu suatu jalan, maka aku tidak akan menempuhnya.”

Berkata sahabat Ibn Mubayyidinahi, “Sesungguhnya akan menjumpai kami dengan harta kami, yaitu sifat yang kikir, dan kami hanya bisa bersabar.”
(Penjelasan: Orang berharta juga ada kemungkinan menjadi kikir, namun dengan bersabar mereka melawan sifat kikir itu.)

Berkata sahabat Muhammad bin Abu Mungkatiri, “Kalau ada masyarakat yang ditakdirkan Allah SWT menjadi orang jelek (jahat), maka akan dijadikan pemimpin yang juga jahat dari antara mereka, dan menjadikan rezeki mereka berasal dari hartanya orang-orang kikir di masyarakat itu.”

Petikan khutbah Sayyidina Ali R.a, “Akan datang zaman di mana orang-orang akan diuji, di mana seorang muslim akan menggigit hartanya dan kalian lupa akan adanya perbedaan (kesenjangan sosial) di antara mereka.”
(Menggigit harta di sini maksudnya adalah pelit.)

Berkata sahabat Abdullah Ibn Amrin, “Pelit shahih (ekstrem tertinggi) itu lebih berat dari jenis pelit bakhil lainnya (pelit-pelit ada level-levelnya). Sesungguhnya, orang yang teramat pelit (pelit ekstrem) itu adalah orang yang iri melihat harta orang lain yang disedekahkan sehingga dia mau merampas harta yang disedekahkan orang lain itu.

Pelit ekstrem itu ada dua ciri: pertama, orang pelit itu sendiri berharta; kedua, dia iri pada harta yang disedekahkan orang lain.”

Berkata sahabat Imam Syafii, “Terperosoknya seseorang dalam neraka Jahannam itu tiada yang tahu mana yang akan berakhir berada di dasarnya kerak neraka Jahannam, apakah sifat bohong atau sifat pelit.”

Kisah Persia
Telah datang seorang bijak dari India dan seorang filosof dari Romawi yang datang ke hadapan Raja Persia. Sang Raja Persia mempersilakan orang bijak dari India berbicara:
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang ketika dijumpai dia dermawan, ketika marah dirinya tenang, saat berbicara dia berkata lemah lembut, dalam keadaan yang mahsyur dirinya rendah hati, serta dengan saudara-saudaranya berkasih sayang.”

Kemudian sang Raja Persia mempersilakan filosof Romawi berbicara:
“Jika ada seseorang yang pelit, maka hartanya akan dirampas oleh musuh-musuhnya. Orang yang sedikit syukurnya tidak memperoleh keberuntungan. Orang yang suka berbohong akan dicela semuanya. Orang yang gemar adu domba akan mati dalam keadaan miskin. Dan siapa yang tidak berkasih sayang dengan sesama maka dia akan …”
(Maaf, tidak terkejar untuk dicatat.)

Dari Surah Yasin
“Sesungguhnya Kami akan menjadikan tangan orang-orang kafir ini dibelenggu.”
Ayat ini ditafsirkan bahwa orang-orang pelit itu seperti orang yang dibelenggu tangannya sehingga enggan bersedekah. Ini adalah petunjuk bagi mereka yang beriman.

Berkata imam (tidak terkejar):
“Ketahuilah bahwa setiap pagi ada malaikat yang memanggil-manggil (memberikan pengumuman):
‘Ya Allah SWT, ada orang pelit semoga hartanya rusak. Dan untuk orang yang bersedekah, jadikanlah hati dan hartanya bertambah.’”

Berkata Imam Asma’i (tokoh yang mencatat kisah-kisah dari Baduy), yang menceritakan kisah dari Arab Baduy:
“Sungguh seseorang fulan menjadi kecil di mataku karena ketika ada orang lain mendatangi fulan ini, dia seakan-akan melihat malaikat maut.”

Penulis

Buletin ghazalia

Dapatkan info publikasi dan program Ghazalia College terbaru.