Pujian Al-Quran atas Konsistensi Ahlul Kitab
“Dan, perhatikanlah, di antara penganut wahyu terdahulu benar-benar ada orang-orang yang [sungguh] beriman kepada Allah, dan kepada segala yang telah diturunkan kepada kalian, serta kepada segala yang telah diturunkan kepada mereka. Merasa gentar-terpukau kepada Allah, mereka tidak mempertukarkan pesan-pesan Allah dengan keuntungan sepele. Mereka akan memperoleh pahala di sisi Pemelihara mereka – sebab, perhatikanlah, Allah amat cepat dalam membuat perhitungan!” [QS Alu Imran, 3: 199]
Al-Quran, seperti saya tekankan berkali-kali, tak mengajarkan “rasisme” — menganggap bahwa suatu ras seluruhnya adalah jahat. Kritik Quran pada bangsa Yahud dan Kristen bukan diarahkan pada mereka sebagai “keseluruhan”, melainkan kritik atas pandangan/prilaku mereka. Karena itu, prilaku bangsa Yahudi dan Keristen yang baik juga dipuji oleh Quran dalam banyak ayat. Salah satunya adalah ayat 3:199 ini.
Surah Alu Imran ditutup dengan pesan penting kepada orang-orang beriman: untuk bersabar; jangan sampai kalah sabar dengan orang yang tak beriman (shabiru). Akhir Surah Alu Imran itu juga berpesan pada orang-orang beriman untuk “rabithu” yang oleh Asad diterjemahkan sebagai: tetap sadar akan Allah. Istilah “rabithu” oleh banyak mufasir klasik dimaknai sebagai: berjaga-jaga di daerah perbatasan, untuk menangkal serangan musuh. Terjemahan Prof. Quraish atas kata “rabithu” adalah: tetaplah bersiap-siaga. Terjemahan Kementerian Agama juga sama.