QS Alu ‘Imran: 19
Agama yang Diridhai Allah
Perhatikanlah, satu-satunya agama [yang benar] dalam pandangan Allah adalah penyerahan-diri [manusia] kepada-Nya; dan orang-orang yang dahulu telah diberi wahyu, karena saling dengki, mulai berselisih [mengenai hal ini] hanya sesudah pengetahuan [tentangnya] datang kepada mereka. Akan tetapi, orang yang mengingkari kebenaran ayat-ayat Allah – perhatikanlah, Allah amat cepat dalam membuat perhitungan! [QS Alu ‘Imran: 19]
Kita ingat, Cak Nur dulu pernah menimbulkan kontroversi karena memaknai istilah Islam dengan kepasrahan. Yang disebut Islam adalah sikap pasrah itu. Saya menduga, salah satu inspirasi gagasan Cak Nur tentang pemaknaan Islam semacam itu bersumber dari tafsir Muhammad Asad ini. Mungkin.
Abdullah Yusuf Ali juga menerjemahkan ayat 3:19 itu dengan cara yang kurang lebih sama. Ia menerjemahkannya dengan, “The Religion before Allah Is Islam (submission to His Will)”.
QS. Alu ‘Imran: 21
Orang-orang yang menentang kebenaran dan membunuhi para nabi dan pendakwah kebenaran
“Sungguh orang-orang yang mengingkari kebenaran pesan-pesan Allah, dan membunuh para nabi dengan melanggar segala (nilai) kebenaran dan membunuh orang-orang yang memerintahkan keadilan – kabarkanlah kepada mereka hukuman yang pedih”. [Alu Imran: 21]
Makna ayat 3:21, orang-orang yang menentang kebenaran, membunuh para nabi dan para pengajak ke jalan kebenaran, akan menerima azab Tuhan. Frasa “membunuh para nabi” sering kita jumpai di Quran. Biasanya ini merupakan kritik atas orang-orang Yahudi dan sejarah mereka di masa lampau. Benarkah orang-orang Yahudi membunuhi para nabi sebagaimana dituduhkan Quran? Ada banyak artikel polemis yang ditulis kalangan Kristen tentang ini. Kalau Anda membaca situs Answering Islam, akan Anda jumpai banyak artikel sanggahan atas tuduhan Quran ini. Sayang situs ini diblok. Saya sudah berkali-kali menyatakan sangat menyayangkan pihak Kominfo yang memblokir situs Answering Islam, sementara Answering Christianity tidak. Lepas dari sanggahan pihak di luar Islam atas tuduhan Quran atas bangsa Yahudi ini, Asad punya penjelasan sendiri yang menarik. Mari kita simak keterangan Muhammad Asad tentang penegasan Quran bahwa bangsa Yahudi membunuh para nabi berikut ini:
Ayat ini jelas mengacu pada suatu fase sejarah Yahudi yang lebih belakangan. Bahwa orang-orang Yahudi benar-benar membunuh sejumlah nabi mereka memang terbukti, misalnya, dalam kisah Yohanes (Yahya) sang Pembaptis; juga tuduhan yang lebih umum diutarakan, menurut Bibel, oleh Yesus: “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu” (Matius 23:37). Lihat juga Matius 23: 34-35 dan Lukas 11:51 (yang keduanya mengacu pada pembunuhan Zakariya) serta 1 Tesalonika 2: 15. Bahwa kezaliman mereka ini bersifat sinambung, atau berulang-ulang, tampak jelas dari penggunaan verba bantu “kanuu” dalam konteks ini (Al-Baqarah 61).
Yang bagi saya menarik, Asad tampaknya memaknai frasa “membunuh para nabi” dalam ayat 3:21 itu tidak secara harfiah. Asad memaknai frasa “membunuh para nabi” secara lebih luas: yaitu membunuh nabi dengan cara melanggar kebenaran universal yang diajarkan mereka. Dalam pengertian seperti ini, tindakan membunuh para nabi bukan monopoli bangsa tertentu, misalnya Yahudi. Tapi bisa siapa saja. Umat Islam pun bisa saja melakukan tindakan “membunuh para nabi” karena meninggalkan ajaran-ajaran universal yang didakwahkan para nabi. Quran memang kerap melancarkan kritik pada satu dua kelompok sosial, misalnya orang Yahudi atau Kristen. Tetapi Quran mengkritik secara fair. Yang dikritik bukanlah orang Yahudi atau Kristen sebagai kelompok sosial. Yang dikiritik, sebaliknya, adalah prilaku dan tindakan mereka. Karena itu kritik Quran atas orang-orang Yahudi, misalnya, bukanlah ajakan untuk melakukan tindakan judeo-fobia (benci Yahudi) atau antisemitisme. Kalau ada umat Islam memahami kritik-kritik Quran atas orang-orang Yahudi sebagai ajakan untuk antisemitisme, itu salah mereka dalam memahami Quran.