Belajar Menerima Takdir ala Sufi

— Oleh

Kuliah Zuhur Gus Ulil di Masjid Al-Ikhlas Kementrian Agama Thamrin

Bagaimana sufi menjelaskan konsep ridla dan menerima takdir, dan apa saja amalan yang bisa kita lakukan?

Masalah takdir oleh al-Ghazali dibahas dalam dua bidang keilmuan. Pertama dalam bidang akidah. Kedua dalam bidang tasawuf.

Takdir ini bisa ditinjau dari dua pendekatan itu. Al Ghazali memberi penjelasan di kedua bidang itu.

Di bidang akidah al-Ghazalia menjelaskan dalam al-Iqtishad fi al-I’tiqad. Akidah yang diikuti oleh umat Islam Indonesia ini mayoritas Ahlussunnah wal jamaah. Namun Ahlussunah sendiri modelnya macam-macam.

Secara Akidah

Di dalam Ahlussunah, mayoritas mengikuti Imam Asy-‘ari dan Imam Maturidi yang disebut dengan akidah Asy’ariyah Maturidiyah.

Bagaimana pengertian takdir dalam akidah ini?

Takdir artinya adalah ketentuan. Secara akidah kita memahami takdir adalah salah rukun iman. Kita mempercayai adanya takdir Allah apakah itu takdir baik atau takdir jelek. Kita percayai semua dari Allah.

Hanya saja manusia bukan makhluk yang tidak punya peran apa-apa. Tidak pasif total. Di dalam akidah Asy’ariyah ada ajaran bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa menciptakan apa saja. Termasuk amal kita yang baik dan jelek, semua kekuasaan Allah.

Lalu bagaimana peran manusia? Jika itu semua adalah peran Allah, lalu kenapa manusia diperintahkan untuk berbuat baik dan menghindari keburukan?

Di sini ada ajaran yang disebut kasyaf. Dalam akidah Asy’ariyah manusia tidak punya kekuasaan melakukan sesuatu. Kekuasaan itu total di tangan di Allah.

Di QS. Al-Baqarah ayat 286: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”

Gus Ulil mengartikan seseorang dengan jiwa. Kasyaf artinya tidak pasif mutlak. Tapi Allah yang menentukan.

Secara Tasawuf

Dalam berbagai bagian di kitab Ihya’, al Ghazali mengatakan bahwa takdir itu rahasia. Penjelasan tadi hanya sebagian saja atau teori. Dalam tasawuf, takdir adalah rahasia Allah, ketentuan Allah.

Tapi bagaimana cara kerja takdir itu sia-sia. Setiap manusia menghayati takdirnya masing-masing. Kalau setiap orang mau memahami kehendak Tuhan, maka dia akan mampu menerima takdir itu. Yang tidak paham akan berontak.

Nah pemahaman ini melalui mujahadah, ibadah terus-menerus kepada Allah. Mujahadah artinya beribadah dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya salat dan puasa saja. Tapi puasa dan shalat yang dikerjakan secara mendalam.

Al Ghazali menjelaskan kalau orang shalat sudah sampai ke rahasia shalat, maka dia pelan-pelan akan memahami takdir Allah.

Penulis

Buletin ghazalia

Dapatkan info publikasi dan program Ghazalia College terbaru.